Jakarta – Hubungan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri semakin merenggang menjelang Pilpres 2024. Hal ini diungkap oleh Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto.
Hasto mengungkapkan bahwa banyak pengurus ranting dan cabang PDIP menolak wacana pertemuan Megawati dengan Jokowi. Alasannya, pertemuan tersebut akan merugikan partai.
“Banyak pengurus ranting yang meminta agar tolong jangan di lakukan (pertemuan Megawati dengan Jokowi),” ujar Hasto.
Megawati sendiri men omentari kritik yang diterimanya karena menyebut Jokowi sebagai “petugas partai”. Ia menegaskan bahwa pertemuannya akan di prioritaskan dengan kader daripada Jokowi.
“Bertemu anak ranting PDI Perjuangan itu sumber kekuatan, dari yang namanya ketua umum DPP PDI Perjuangan itu berasal dari anak ranting,” kata Megawati.
Hasto juga meyakini bahwa Megawatilebih memilih bertemu kader karena mereka memberikan kekuatan bagi partai. “Anak ranting partai dapat memberikan Megawati kekuatan saat ini,” ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga mengkritik rencana pertemuan Jokowi dan Megawati. Ia menilai ada suara berisik yang menyabotase silaturahmi kedua tokoh tersebut.
“Suara itu hanya mematikan sikap kenegarawanan Jokowi dan Megawati,” kata Viva.
Namun, menurut Viva, Jokowi dan Megawati memiliki toleransi terhadap perbedaan politik. “Apalagi saat momentum Idul Fitri 1445 Hijriah, Megawati dan Jokowi ini belum ada tanda-tanda akan bertemu,” pungkasnya gomentari kritik yang diterimanya karena menyebut Jokowi sebagai “petugas partai”. Ia menegaskan bahwa pertemuannya akan di prioritaskan dengan kader daripada Jokowi.
“Bertemu anak ranting PDI Perjuangan itu sumber kekuatan, dari yang namanya ketua umum DPP PDI Perjuangan itu berasal dari anak ranting,” kata Mega.
Hasto juga meyakini bahwa Megawatilebih memilih bertemu kader karena mereka memberikan kekuatan bagi partai. “Anak ranting partai dapat memberikan Megawati kekuatan saat ini,”
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga mengkritik rencana pertemuan Jokowi dan Megawati. Ia menilai ada suara berisik yang menyabotase silaturahmi kedua tokoh tersebut. Suara itu hanya mematikan sikap kenegarawanan Jokowi dan Megawati
PDIP Tegaskan Soliditas Jelang Pilkada 2024, Ingatkan Jangan Percaya Pengkhianat
Jakarta – Dalam menghadapi Pilkada 2024 pada November mendatang, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menekankan pentingnya soliditas partai. Ia mengimbau kader PDIP untuk berhati-hati dengan pihak yang mengaku sahabat tetapi sebenarnya berkhianat.
“Jangan sampai ada lagi pihak yang mengaku sahabat tetapi sebenarnya adalah pengkhianat,” tegas Hasto saat memberikan pengarahan di Rapat Konsolidasi DPC PDIP Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Sabtu (27/4).
Menurut Hasto, PDIP akan melangkah ke depan dan mengantisipasi proyek-proyek politik yang mencoba memecah belah partai melalui strategi politik adu domba. “Ada kepentingan-kepentingan, bahkan kadang kepentingan orang per orang,” ujarnya.
Hasto juga menegaskan bahwa Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo, bukan lagi kader PDIP. Ia mengingatkan seluruh jajaran partai untuk tetap solid, termasuk dalam menghadapi Pilkada Serentak 2024.
“Kepada teman-teman media mohon maaf acara Rakernas III bersifat tertutup. Maka akan ada upaya bagaimana mengganggu soliditas PDIP,” kata Hasto.
Sementara itu, Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto mengungkapkan bahwa Rakernas III partai akan membahas hal-hal strategis terkait pemenangan Pemilu. “Dalam Pilkada pasti ada yang namanya vested interest, ada kepentingan-kepentingan, bahkan kadang kepentingan orang per orang,” ujarnya.
Rakernas III PDIP akan di hadiri oleh Presiden Jokowi, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, dan Capres Ganjar Pranowo. Acara ini akan berlangsung tertutup untuk media